Kesehatan

Pelayanan Buruk Puskesmas Bluto, Pasien Meninggal Dunia Akibat Menunggu Rujukan, Tokoh Pemuda Kecam Pelayanan Buruk

Proses penanganan medis di Puskesmas Bluto, Sumenep, yang mendapat kritik setelah pasien meninggal dunia saat menunggu rujukan

Sumenep – Kasus kematian seorang pasien di Puskesmas Bluto, Kecamatan Bluto, Sumenep, Jawa Timur, mencoreng dunia kesehatan. Pasien yang berinisial H meninggal dunia akibat menunggu terlalu lama untuk mendapatkan rujukan ke rumah sakit, meskipun kondisinya sudah sangat kritis.

Keluarga pasien menilai bahwa kematian tersebut disebabkan oleh kelalaian pihak puskesmas. “Kami menduga ini akibat kelalaian petugas Puskesmas Bluto. Kami sangat kecewa dengan pelayanan yang diberikan,” ungkap Hariyono, salah satu anggota keluarga pasien.

Hariyono menceritakan bahwa pasien pertama kali dibawa ke Puskesmas Bluto pada Senin, 24 November 2025, pagi. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien didiagnosa mengidap penyakit diabetes, lambung, dan paru-paru. Petugas puskesmas kemudian memutuskan untuk merujuk pasien ke rumah sakit sekitar pukul 08.00 WIB, dan keluarga pasien sudah memberikan persetujuan. Namun, meskipun keputusan itu sudah diambil, pasien baru dirujuk sekitar pukul 12.00 WIB, sementara pada saat itu pasien telah meninggal dunia di Puskesmas Bluto.

“Kami sangat kecewa karena pasien tidak segera dirujuk. Petugas selalu memberikan alasan yang tidak jelas. Jika masalahnya terkait administrasi, itu bisa diurus belakangan karena ini menyangkut keselamatan pasien,” jelas Hariyono dengan kesal.

Hariyono juga mengungkapkan bahwa saat pasien mengalami kesulitan bernapas, penanganan dari petugas dianggap sangat lambat. Bahkan, ia menduga tabung oksigen yang dipasang tidak berfungsi dengan baik karena tidak ada reaksi saat diberikan ke pasien. “Kami curiga tabung oksigennya kosong,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Bluto, dr. Rifmi Utami, memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut. Ia mengatakan bahwa pasien sudah mendapatkan penanganan medis sesuai prosedur standar dalam fase pra-rujukan. Upaya yang dilakukan termasuk pemasangan infus, pemberian oksigen, dan obat-obatan darurat untuk mengatasi keluhan nyeri dada.

“Tim medis sudah melakukan stabilisasi sesuai kemampuan yang ada sambil mempersiapkan proses rujukan ke rumah sakit yang lebih lengkap. Pada saat yang bersamaan, ada juga kasus darurat lainnya yang sedang dirujuk,” kata dr. Rifmi Utami melalui keterangan tertulis yang diterima media ini.

Namun, sambu dia bahwa kondisi pasien memburuk dengan cepat, dan meskipun sudah dilakukan berbagai upaya medis, pasien akhirnya meninggal dunia sebelum sempat dirujuk.

Baca Juga:Rektor Uniba Madura Bantah tudingan Penarikan Uang Rp50 Ribu, Kegiatan Duta Kampus Dihentikan Sementara.

“Saat ini kami sangat menghargai perasaan keluarga yang sedang berduka. Kami mengucapkan belasungkawa atas kepergian almarhumah, dan semoga diberikan husnul khotimah,” ujar dr. Rifmi Utami dengan turut menambahkan emoji tangan berdoa sebagai bentuk penghormatan.

Explore More

Politik & Hukum

Tambang Ilegal Diduga Beroperasi di Kebonagung Sumenep, Aliansi Penyelamat Masyarakat Sumenep Mendesak Penegakan Hukum

Trending Hari Ini